HBO MOVIES Canal 13

Jumat, 10 Agustus 2012

Buat Para Kakak KPK

Ospek, Haruskah "Keras"?

Sabtu, 11 Agustus 2012 10:37 wib
Rizka Amalia Shofa (Foto: dok. pribadi)
Rizka Amalia Shofa (Foto: dok. pribadi)
OSPEK merupakan salah satu rangkaian acara yang menjadi pembuka proses pengenalan mahasiswa baru terhadap lingkungan kampus. Bukan hal asing bila para mahasiswa baru sering diberi tugas-tugas oleh seniornya dalam kegiatan ospek. Ada banyak macam kegiatan ospek. Masing-masing kampus biasanya mempunyai ciri khas tersendiri dalam pelaksanaan ospek. Ada kampus yang memberikan penugasan kepada para mahasiswa baru yang berhubungan dengan kerajinan tangan. Tujuannya untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa baru. Ada pula kampus yang kegiatan ospeknya sering diisi oleh materi-materi yang berhubungan dengan kampus hingga training motivasi yang bertujuan meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa baru dalam menginjakkan kaki di lingkungan pendidikan yang baru.

Namun masih ada pula kampus yang belum menghilangkan tradisi senioritas dalam kegiatan ospek. Umumnya, panitia beralasan bahwa tradisi senioritas yang seringkali menjadikan beban terhadap mahasiswa baru bertujuan untuk menyiapkan mental mahasiswa baru agar lebih baik. Pada kenyataannya, tidak jarang tradisi senioritas berisi kegiatan-kegiatan fisik yang terkesan keras. Kegiatan yang katanya bertujuan menyiapkan mental justru mengarah pada tindakan bullying. Tidak bisa dimungkiri, masih sering ditemukan kasus bullying senior kepada mahasiswa baru. Bukan hanya berupa bentakan, namun juga hukuman fisik yang tidak wajar dan menimbulkan dampak negatif bagi jasmani maupun psikologis para mahasiswa baru.

Bullying di kalangan mahasiswa apalagi dalam kegiatan ospek seharusnya tidak terjadi. Para senior tentu tahu dan mengerti bahwa kampus ingin menciptakan pribadi intelektual. Apa pun alasannya, bullying yang berupa kekerasan tetaplah salah. Kegiatan tersebut tidak akan bisa membantu tercapainya tujuan kampus yang ingin menciptakan pribadi intelektual. Bullying berupa kekerasan dari senior kepada mahasiswa baru dalam ospek juga akan memberikan dampak negatif jangka panjang. Selain mempengaruhi psikologis mahasiswa baru yang seringkali trauma berkepanjangan, bullying berupa kekerasan dalam ospek juga dapat mengakibatkan terjadinya hal tersebut pada tahun-tahun yang akan datang hingga dijadikan tradisi.

Disadari maupun tidak, para senior yang melakukan bullying berupa kekerasan dalam ospek seringkali menjadikan hal tersebut ajang balas dendam dari apa yang sudah pernah dia alamai ketika ospek dahulu. Cara bullying yang dilakukan pun biasanya terpengaruh dari bagaimana dia diperlakukan oleh seniornya ketika dulu ospek. Artinya, jika bullying berupa kekerasan dalam ospek tidak dihentikan, maka hal tersebut akan menjadi sesuatu yang melekat dan sulit dihilangkan karena dipengaruhi keadaan psikologis pelaku bullying. Sudah saatnya para senior menyadari bahwa kekerasan dalam ospek tidak akan pernah memberi dampak positif.

Seperti sering kita ketahui, banyak kasus kekerasan dalam ospek ditindaklanjuti oleh pihak yang berwajib karena tidak sedikit menimbulkan korban jiwa. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai wadah aspirasi mahasiswa punya peran penting dalam menyikapi kekerasan yang sering terjadi dalam ospek. Rangkaian kegiatan ospek harus diarahkan dan dipastikan akan membawa manfaat bagi para mahasiswa baru. Pihak kampus pun, walau sudah menyerahkan kewenangan pada panitia ospek tentang kegiatan yang akan diadakan, harus tetap melakukan kontrol dan memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan tidak menyimpang serta bermanfaat bagi mahasiswa baru.

Sebenarnya ospek tidak harus ada kekerasan. Banyak cara yang bisa dilakukan dalam kegiatan ospek yang lebih bermanfaat. Misalnya mengadakan diskusi antarmahasiswa baru, bakti sosial, dan kegiatan-kegiatan bermanfaat lain yang bisa ditindaklanjuti dan efek positifnya tidak hanya sesaat. Misalnya membangun forum diskusi sebagai tindak lanjut dari kegiatan ospek. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan lain sebagainya. Bukan hanya mahasiswa baru yang akan mendapatkan manfaatnya. Para senior yang notabene penyelenggara acara pun pasti akan mendapatkan manfaat serta bisa menjaga nama baik kampus.

Ospek seharusnya bisa menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan. Bukan justru menimbulkan ketakutan tersendiri bagi para mahasiswa baru. Sikap tegas memang harus diterapkan namun bukan berarti melalui kekerasan. Banyak sikap positif yang bisa diterapkan dalam kegiatan ospek. Salah satu yang paling menonjol adalah sikap disiplin. Dalam ospek, mahasiswa baru dituntut untuk selalu tepat waktu dan memenuhi tiap tugas yang diberikan. Namun tetap perlu diingat, sanksi jika mahasiswa baru tidak menerapkan sikap disiplin tidak harus dengan kekerasan sekalipun alasannya agar menimbulkan efek jera. Pada kenyataannya efek jera tidak selalu timbul karena ada kekerasan.

Kegiatan ospek jangan sampai identik dengan hukuman dan segala sesuatu yang menakutkan. Alangkah lebih berharga kegiatan ospek jika dampaknya sangat baik bagi para mahasiswa baru yang notabene baru melakukan peralihan dari siswa menjadi mahasiswa yang artinya perlu diarahkan untuk perbaikan. Bukan menimbulkan kerugian serta dampak negatif pada tiap individu mahasiswa baru. Ospek adalah pintu gerbang mahasiswa baru dalam mengenal kampus.

Rizka Amalia Shofa
Mahasiswi Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta
Fasilitator Forum Anak Lebah Madu Kab. Kudus
(//rfa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar