Dan Jawaban Abdurahman sesaat lagi adalah jawaban yang menyejarah hingga kini, “Jazaakalloh, semoga Allah memberkahi hartamu. Tunjuki saja dimana letak pasar!”, jawabnya sepenuh harga diri.
Baik. mari kita kembali ke tema besar kita: MPKMB. MPKMB atau masa pengenalan kampus mahasiswa baru yang istilah ini lebih familiar terdengar di Institut Pertanian Bogor. Menariknya, konsep “ospek” disini hampir mirip dengan penyambutan anshar pada Muhajirin. Penyambutan penduduk madinah pada penduduk mekkah yang hijrah. Bisa dianalogikan Anshar disini adalah Mahasiswa yang lebih dulu masuk, sedangkan muhajirin adalah mahasiswa baru yang hijrah dari daerahnya. Penyambutannya tentu bukan dengan peloncoan atau garang-garangan tapi dengan selebar senyum dan sepenuh cinta. disitu indahnya.
Laiknya Sa’ad Ibn Ar Rabi menyambut saudara yang baru dikenalnya, Abdurrahman Ibn Auf, seperti itu pulalah Kami, Panitia MPKMB, mencoba menyambut mahasiswa baru. Tentu bukan dengan menyerahkan separuh harta atau menceraikan salah satu isteri (satu aja belum punya, hehe^^). Bukan demikian. Tapi membagi apa-apa yang kami punya dan itu mereka butuhkan: Informasi dan Cinta. Mereka datang ke kampus ini dengan infomasi yang minim. Maka dari itulah mereka kebingungan, pun kita dahulu saat menginjakkan kaki pertama kalinya disini. Informasi adalah salah satu hal yang mereka butuhkan. Seperti Ibn Auf yang butuh tahu dimana arah pasar. dan sekarang giliran kita berkata kepada mereka, “saya punya banyak informasi, akan saya bagi semuanya denganmu,dik”. Indah bukan?
Sehangat Cinta. Itulah yang mereka perlukan selanjutnya. Bukan bentakan-bentakan kasar. Bukan pula muka-muka masam. Tapi senyum tulus yang lahir dari rahim cinta -Cinta disini dalam konotasi paling positif-. Karena meraka datang kemari tentu dengan penuh ketakutan dan keraguan. Karena mereka datang kemari tanpa tahu apa yang akan mereka temui: jalan jongkok atau ditraktir mie semangkok. Mari buktikan bahwa kampus ini bukanlah taman Jurrasic Park yang menyeramkan, tapi taman bunga tulip menyegarkan.
Terakhir, Mari songsong muhajirin itu dengan badai cinta lalu biarkan mereka tenggelam dalamnya…
Sepenuh Cinta,
Panitia MPKMB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar